Legenda Candi prambanan
Ribuan
tahun yang lalu, terjadilah peperangan yang merebutkan kerajaan
pengging yang di pimpin oleh Raja Prabu Damar Moyo dengan kerajaan
keraton Baka yang di perintah oleh seorang Raja yang jahat, sadis,
bengis dan suka meringis yaitu Prabu Baka. Kedua kerajaan Hindu itu
bertempur hingga rakyat kerajaan pengging menderita . Hingga Prabu Damar
Maya mengutus putra Mahkotanya, Raden Bandung Bondowoso untuk menyerang
kerajaan Prabu Baka. Setelah melalui pertempuran yang sangat sengit
sampai beberapa hari akhirnya sang Prabu Baka dapat dikalah oleh
kesaktian Raden Bandung Bondowoso.
Setelah
Kerajaan Baka ditaklukan Raden Bandung Bondowoso segera menguasai
Kerajaan Keraton Baka. Putri Prabu Baka yang bernama Roro Jonggrang
merasa sedih atas kematian ayahnya dan mencari cara untuk mengalahkan
Raden Bandung Bondiwoso. Hingga pada suatu saat Raden bandung Bondowoso
bertemu dengan Roro Jonggrang. Melihat kecantikan Sang Putri yang
mempesona. " Weleh - weleh iki si Roro Jonggrang jebule ko ayune tenan
koyo bidadari bojone joko tarup, kinyis - kinyis kimplah - kimplah baru
pertama kali ini aku melihat gadis secantik ini soalnya di pengging aku
tiap hari cuma lihat mbok emban " kata hati Raden Bandung Bondowoso ia
pun langsung jatuh hati kepada Loro Jonggrang dan berniat
memperistrinya.
Akan
tetapi Loro Jonggrang tak ingin di peristri oleh orang yang telah
membunuh ayahnya dan dia juga tidak ingin terjadi peperangan lagi.
Akhirnya dimintanya Raden Bondowoso membangun 1.000 candi dalam waktu
satu malam sebelum mata hari terbit, jika itu terpenuhi, maka Roro
Jonggrang siap menjadi permaisuri Raden Bnadung Bondowoso.
" Raden saya mau menjadi istri Raden tetapi dengan satu syarat" kata Roro jonggrang
"
Katakan apa syaratnya kamu mau apa pastikan kuberi kamu minta apa akan
kuturuti semua demi kamu sayang" kata Raden Bandung ( kaya lagunya band
wali nih wah Raden Bandung romantis juga ya ).
" Aku minta di bikinkan 1000 candi dalam waktu satu malam" kata Roro jonggrang
" We e' e' e' e' oke lah kalo begitu " kata Raden Bandung dengan semangat.
Raden
Bandung Bondowosopun menyetujui permintaan Sang Putri. Dikerahkanya
kekuatanya dengan di bantu para jin agar 1.000 candi selesai.
"
Sluku - sluku bathok bathok'e ela - elo si romo menyang kutho oleh -
oleh'e payung mutho mak jenthit lololoba wong mati ora obah yen obah
medeni bocah ........ " ucap Raden bandung membaca mantra memanggil jin
" Om jiiiiin datanglah aku butuh bantuanmu"
Tak
lama kemudian tercium bau menyan dan singkong bakar kemudian ...."
herrrrrrrrrrr pah poh pah poh ada apa raden memanggil saya" sebuah sosok
tinggi besar hitam menjawab panggilan Sang Raden Bondowoso.
"
Om jin bikinin aku 1000 candi dala satu malam ya nanti kalo sudah
selesai sampeyan tak kasih menyan sama singkong bakar yang banyak oke om
jin"
"
Oke bos BB " jawab jin tesebut " Hoiiiii anak - anaku kumpul semuanya
ada proyek besar nih ayo kita kerjakan nanti komisi di bagi - bagi "
teriak om jin memanggil teman - temanya " Siap bos gampang itu " ucap
salah satu jin anak buah om jin, kemudian para jin Raden Bondowoso itu
pun mulai bekerja dan sangat cepat sekali.
Di
lain tempat di balik semak - semak tak jauh dari Raden Bandung ternyata
ada sepasang mata yang sedang mengintai, rupanya Roro Jonggrang
mengutus salah satu abdi dalemnya untuk memata - matai Raden Bandung dia
adalah Kartumi ( Kartumi artinya kartu remi dia di berinama kartumi
karena ayahnya yang hobi berjudi menggunakan kartu remi ) dengan wajah
pucat pasi karena ketakutan melihat para jin Raden Bandung yang sedang
bekerja. Kartumi melangkah pergi meninggalkan tempat persembunyianya
dengan langkah gemetaran menahan kencing " nunut nguyuh - nunut nguyuh
mbah " ia pun jongkok dibalik sebuah pohon besar untuk buang air kecil
karena ketakutan .
Kartumipun
segera melaporkan kejadian itu kepada junjunganya " Waduh den ayu
ketiwasan den ternyata Raden Bandung di bantu oleh para jin untuk
menyesaiakan 1000 candi yang den ayu minta " kata kartumi dengan wajah
pucat dan panik sambil tanganya memegang bagian pantatnya yang basah,
ternyata tadi saat dirinya buang air kecil dengan terburu - buru
sehingga air seninya jatuh kemana - mana . Melihat hai itu, Roro
Jonggrangpun ikut panik dan memcari cara agar upaya Raden Bandung
Bondowoso gagal.
"
Waduh ternyata Raden Bandung memiliki pasukan jin mukin dia kenal sama
nabi sulaiman kali ya wah kalo begini caranya rencanaku bisa gagal total
ini " Ucap Roro jonggrang cemas.
Kemudian
ia pun menjalankan rencana B ( opo kwi rencana B ada - ada aja nih si
admin ) kemudian dikumpulkanya para gadis lalu di tumbuknya alu, serta
di bakarnya api agar tampak semburat cahaya mata hari pagi. Mendengar
tumbukan alu, serta merta ayam jantan berkokok, mengira pagi telah tiba.
Para jin terkejut melihat cahaya matahari yang mulai muncul dan kokok
ayam jantan, hingga mereka menghentikan pekerjaanya.
"
Waduh lha kok sudah pagi wah bahaya ini " ucap pimpinan jin itu lalu ia
pun segera memberi komando anak buahnya untuk segera berhenti dan
kembali ke alamnya " Wooooooi!" anak - anaku leren - leren bubar pualang
sudah pagi " mendengar komando dari pimpinan mereka serentak para jin
meninggalkan pekerjaanya dan pergi.
" Lho....lho...lho lha kok pado lungo belum selesai ini piye to om jin " kata Raden Bandung
" Maaf Raden hari sudah menjelang pagi saya ada acara rapat sama Kanjeng Nabi Sulaiman"
Melihat
hal itu Raden Bandung Bondowoso menjadi murka, karena tahu itu adalah
akal - akalan Loro Jonggrang. candi yang sudah jadi berjumlah 999 buah,
tinggal satu candi lagi dan sempurnalah sudah.
"
Weleeeeeh uediaaaaan tenan kowe Roro Jonggrang! kau sudah mempermainkan
aku! jika kau memang menginginkan candi sebanyak 1.000 buah, maka
jumlah keseribu itu adalah kau!", ucapan Raden bandung Bondowoso seraya
menunjuk ke Roro Jonggrang.
Serta
merta, Putri Roro Jonggrang berubah wujud menjadi sebuah arca berwujud
dirinya. Kini seribu candi itu bernama Candi Prambanan. Sampai sekarang
Candi Prambanan masih berdiri megah dan menjadi obyek wisata di daerah
Yogyakarta dan kisah Raden Bondowoso dan Roro Jonggrang di ceritaka
dalam Sendra Tari Ramayana, yang di gelar setiap malam bulan Purnama di
pelataran halaman Candi Prambanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
suka sekali baca cerita ini
al bayyinah
Posting Komentar